Sabtu, 19 Juni 2010

Caring


Pada hari itu, saya dan 8 orang teman saya dinass pagi di bagian Yosep. Pada pukul 07.15, saya dan teman-teman saya mengikuti suster pegawai untuk melakukan operan dinas.

Pada saat memasuki kamar nomor 119, ada pasien dengan fraktur dan memiliki banyak luka lecet pada kedia tangannya. Pasien itu masuk rumah sakit tadi malam karena habis mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah operan dinas kami pun segera melakukan ibadah pagi.

Setelah itu kami dan teman-teman saya membaca buku laporan dan status pasien, setelah itu kami pun melakukan observasi, kemudian suster menyuruh saya untuk memandikan pasien yang adas di kamar 119. Saya lalu pergi ke ruangan tersebut dan menanyakan pada pasien apakah ia ingin dimandikan atau tidak ? dan ternyata pasien itu mau dimandikan.

Saya dan seornag teman saya pun menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk memandikan pasien tersebut. Setelah itu saya dan teman saya segera menuju tempat pasien dan tak lupa kami memberikan salam terlebih dahulu. Kami pun mulai memandikan pasien itu dengan sangat hati-hati karena ada fruktur pada kaki kanannya dan adanya luka lecet pada kedua tangannya. Setelah memandikan pasien, kami pun mengantikan pakainnya dan juga laken tempat tidurnya.

Karena suster berencana untuk mengantikan verban pada pasien tersebut, maka kami pun segera menuju ke ruangan pasien tersebut untuk mengantikan verbannya. Suster pun mengantikan verban pasien dengan hati-hati agar pasien tidak kesakitan. Selang beberapa waktu, suster menyuruh saya untuk menginjeksi pasien Tn. A dengan antibiotic agar tidak terjadi infeksi.

Saat saya dan teman-teman sedang mengerjakan MPE, tiba-tiba suster menyuruh saya untuk mengantikan cairan di kamar 119 bed 3. Saat melihat Tn.A (pasien fruktur) sedang merenung tampa ditemani keluarganya. Akhirnya saya berinisiatif untuk mengajak pasien tersebut untuk berbincang-bincang. Perbincangan yang kami lakukan tidak jasuh dari penyebab kecelakaan lalu lintas yang dialami pasien tersebut. Pasien pun bersedia menceritakan kejadian yang dialaminya dengan pelan-pelan. Setelah saya mendengarkan cerita dari pasien tersebut, ternyata kecelakaan tersebut terjadi karena pasien kurang hati-hati dalam mengendarai sepeda motor dalam perjalanan dari rumahnya menuju rumah temannya dengan tujuan untuk mengambil tugas.

Tak terasa jam makan siang pun tiba, tapi karena pasien hanya sendirian dan tidak bisa makan sendiri, akhirnya ia meminta saya untuk memberinya makan.

Setelah selesai makan, saya pun meninggalkan pasien dan menganjurkannya untuk beristirahat siang.

Dair cerita di atas, didapatkan bahwa respon perawat sesuai dengan komponen caring berupa :

1. Compassion ( kasih sayang)

Dalam cerita di atas, dapat dikatakan bahwa saya sebagai seorang mahasiswa keperawatan, dalam memberikan asuhan keperawatan berupa compassion sudah terbentuk dalam diri saya., karena setiap kali saya melakukan tindakan, saya selalu berhati-hati agar tindakan yang saya berikan tidak membuat pasien measa tidak puas atau tidak nyaman, dan tidak membeda-bedakan pasien dalam melayani, dalam hal ini kita ikut merasakan apa ang dibutuhkan oleh pasien.

2. Competence (kompetensi)

Dalam cerita di atas, dikatakan bahwa, saya belum terampil semaksimal mungkin dan kemampuan yang saya miliki masih belum cukup. Oleh karena itu, sebiknya dalam melakukan suatu tindakan, saya perlu menanyakan pada perawat pegawai terlebih dahulu.

3. Confidence

Disini perawat dan mahasiswa confidence, memiliki hubungan kerja sama dan saling percaya. Dalam cerita di atas, perawat melakukan tindakan selalu didampingi oleh mahasiswa dimana perawat memberikan contoh kepada mahasiswa.

4. Conscience

Sesuai dengan cerita di atas, sangat jelas bahwaperawat maupun mahasiswa merasa terpanggil atau tersentuh untuk merawat atau menolong pasien tampa harus melihat status pasien.

5. Commitment

Sebagai perawat seharusnya melakukan sesuastu tidak hanya berdasarkasn kewajibannya, tetapi juga merupakan suatu pangilan hati nurani.

Kesimpulan

Di dalam melakuka tindakan keperawatan, perawat dituntut untuk memiliki kemampuan, keterampilan dalam memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Sikap ini diberikan melalui kepercayaan dan niat baik dengan prilaku caring yang baik, menolong klien untuk meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual dan social.

Saran

Menjadi seorang perawat seharusnya merasa tersentuh atau terpangil dalam merawat pasien bukan karena suatu kewajiban sebagai seorng perawat tetapi lebih dari itu, kita seharusnya memiliki inisiatif untuk menolong mereka. Keterampilan dan keahliasn sangast dituntut dalam merawat pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar